Loading



Sendiri Dalam Penantian

AGEE COMPUTER | 8:31 AM |
Aku rasa malam semakin larut, dan tak terasa bulan mengintipku melamun di balik jendela kamarku. Aku rasakan angin menyapaku dengan lembut. Aku tersenyum pada langit malamku, menjelajah tiap jengkal udara malam yang semakin dingin.
Aku teringat tentang kita, tentang perbincangan masa depan yang kita ukir pada kata-kata. Di kursi kayu itu, kita duduk berdua diiringi suara potongan bambu yang dirakit menjadi gantungan indah, dengan bunyi khas ketika angin meniupkan nafasnya. Aku merindukan senyummu itu, senyum yang sudah lama tak lagi aku lihat. Batas ruang dan waktu membentang, seperti tak merestui.

Aku akan menghabisakan sisa malamku untuk berbincang dengan bulan. Agar ia mau menyampaikan rindu yang terlalu padanya.
Aku sudah berdiri disisi jendela kayu tua, menatap cahaya bulan pada remang malam. Masih angin menyapaku, dengan nafasnya yang lembut membelai sekujur tubuhku. Sendiri di sini, menanti segenggam asa dan cinta yang akan engkau berikan lagi padaku. Malam yang gelap, berselimut awan-awan yang berkejaran, dan sesekali menutup senyuman sang bulan.
Kekasihku, aku melihat senyummu dilangit gelap itu, seperti cahaya yang benderang. Tuhan mengirimkan wajahmu pada remang malam, terlihat kau seperti tersenyum padaku, wajah dan senyum yang terlihat jelas oleh pantulan sinar bulan. Aku merindumu…..


http://duniafurindria.files.wordpress.com/2011/06/dewe-an.jpg
Read More