“Gajah dipelupuk mata tidak terlihat, kuman diseberang lautan kelihatan.” Peribahasa tersebut mengandung arti “kesalahan diri sendiri tidak terlihat, kesalahan orang lain terlihat.”
Setiap individu pasti pernah melakukan kesalahan pada orang lain. Itu wajar dan sangat manusiawi. Urusan menyakiti orang lain paling mudah dilakukan dan dilupakan, termasuk saya. Mungkin karena itu manusiawi lalu kita begitu saja melupakan kesalahan kita sendiri. Namun, saat orang lain melakukan kesalahan pada kita, biasanya kita selalu mengingat dan mungkin kita dendam pada orang yang pernah menyakiti kita. Bahkan mungkin setiap detik kita akan selalu merasa tersakiti oleh kesalahan orang itu, dan cenderung akan terus membahas masalah tersebut hingga hati merasa puas.
Saya akui, sifat saya seperti itu, selalu ingat dan terus merasa tersakiti. Bahkan jika saya teringat hal2 tersebut, saya ingin selalu membahasnya berkali-kali, namun terkadang juga sering saya urungkan niat. Saya lebih memendam dalam hati, meski sakitnya hati ini. Menyakiti orang lain bisa terjadi karena kelalaian sendiri atau emosi yang sudah lagi tidak terbendung. Ini terjadi pada saya ketika akan datang bulan, seolah-olah mereka yang didekat saya itu orang-orang yang paling menyebalkan, karena saya menjadi sngat sensitif dan mudah marah. Atau bisa jadi, orang-orang terdekat saya itu memang kurang memahami saya, sehingga apa yang saya pendam dan tidak terbendung akhirnya emosi saya meluap. Yah, itu adalah nilai buruk dari saya, tapi sebenarnya saya baik hati kok :)
Kemarahan juga timbul karena iri atau cemburu terhadap seseorang. Mungkin mereka yang pernah merasakan cinta pasti akan merasakan cemburu. Contoh saja semisal kekasih kita terlalu perhatian sama lawan jenisnya atau bahkan mantannya. Kita sebagai pasangannya tentu saja cemburu, tapi kita sendiri tidak sadar terkadang kita juga masih memberi perhatian atau paling tidak “ngintip” sosmed sang mantan. Hayooo….. Contoh lagi, semisal pacar atau pasangan kita sering kirim-kiriman email, kita sebagai pasangannya akan merasakan cemburu, padahal pacar kita hampir tidak pernah menulis kata-kata seperti itu pada kita sendiri yang notabene pacar atau pasangannya. Tapi kita sendiri dilingkungan kampus atau bahkan kantor sering berduaan dengan teman kampus atau kantor, lalu menjadi cinta lokasi, akhirnya kita sendiri yang selingkuh (kalau ada yang merasa soal ini, ya syukur deh).
Dalam hal ini kita harus saling mempunyai rasa tenggang rasa yang kuat, berempatilah terhadap pasangan kita. Jika kita tidak mau ditusuk dari belakang, ya jangan menusuk dari belakang juga. Jika kita tidak ingin disakiti ya jangan menyakiti. Memang melihat kesalahan sendiri itu sangat sulit dilakukan. Terkadang bahkan sebagian orang tidak menyadari itu.
Mungkin ada beberapa orang yang sadar akan kesalahan dan tidak malu untuk mengakuinya, dan meminta maaf kepada orang yang disakiti. Namun ada orang yang bertahun-tahun masih membahas kesalahan orang lain tanpa melihat dia juga pernah melalukan kesalahan. Betul apa pepatah, “Buruk muka cermin dibelah”.
Merry Indria,
original posted: 18 Januari 2013
on Facebook The first post on 2013 :)
Read More