Tiba-tiba aku teringat dengan perempuan yang sudah merebut pacarku, dan aku menulisnya di sini, sebagai curahan uneg-unegku.
Aku masih heran, kenapa ada perempuan seperti itu? Dan ada laki-laki yang seperti dia? Perempuan yang tak punya hati nurani, yang tak punya rasa kemanusiaan. Yang aku tanyakan, dia benar-benar punya hati atau tidak? Jangan-jangan perempuan itu memang terlahir tidak punya hati, cacat sehingga dia seenaknya merebut kebahagian orang lain demi kebahagiaan dirinya sendiri. Tak ubahnya dengan laki-laki yang dia rebut, sama tidak punya hati, cacat, yang tega menyakiti hati perempuan.
Bagaikan peribahasa, sudah jatuh tertimpa tangga, sudah pacar direbut masih dilabrak juga. Perempuan itu memang aneh ya, harusnya dia berterima kasih sama aku, bukannya malah “nglabrak”. Tersenyum aku melihat isi pesan “labrakan”nya, harusnya dia bercermin, melihat wajahnya dulu, pantas ga “nglabrak” aku? Kenapa harus dilabrak? Hanya gara-gara aku masih
berhubungan dengan pacarnya? OMG, harusnya dia marah sama pacarnya, kenapa coba masih deketin aku? Kenapa pacarnya gak bisa jauh dari aku? Pacarnya yang notable mantanku. Harusnya dia bisa donk melihat itu semua, melihat semua kekurangan dia. Beda cerita kalau aku yang genit, yang merayu pacar dia, silahkan aku “dilabrak”, silahkan maki-maki aku, tapi maaf aku bukan typical perempuan genit yang suka goda milik orang lain, dan bukan perebut pacar orang. Kasian aku melihatmu seperti itu, seperti wanita yang tidak laku.
Untung masih pacar, bukan suami. Naudzubillah kalau suami direbut sama orang lain. Aku ikhlaskan pacarku direbut sama mak lampir. Mangga dimaem wae bekasku, aku sudah tidak nafsu makan makanan yang kamu makan sekarang! Nikmati saja hidupmu bersama dengan dirinya, pasangan yang diambil dari orang lain tidak akan barakhah. Karma nona, kamu belum merasakan pahit yang aku rasakan, semoga saja kamu yang merasakan, bukan keturunanmu.
Untuk semua perempuan di mana saja, janganlah jadi perebut pacar atau bahkan suami orang. Jangan korbankan kebahagiaan orang lain demi kesenanganmu. Dan untuk perempuan yang pacar atau suaminya direbut, bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
NB:
Sebelum menulis ini, saya berfikir, berkaca, apa sebelumnya pernah merebut pacar orang? Dalam hidupku, belum pernah sama sekali merebut kekasih orang lain, memporak porandakan hubungan orang lain. Dalam kamus hidupku, merebut pacar orang, haram hukumnya!
* Dendam sangat!!