Makna tahun baru bagi setiap individu dan budaya berbeda-beda, kita juga harus menyikapi perbedaan setiap prinsip pada masing-masing individu dan tidak harus menilai pada satu sisi. Bagi yang tidak ingin merayakan ya silahkan, bagi yang merayakan tahun baru ya silahkan juga, asal bisa saling menghormati (ketika aku menulis ini, banyak anak kecil di komplek rumahku pada berisik mainin terompet, hehehehe…).
Malam tahun baru seperti tahun kemarin-kemarin, sendiri. Entah pergantian tahun berapa ada suami di sampingku. Aku tak pernah membayangkan perayaan tahun baru bersama dia, yang hanya sebelum perayaan tahun baru dia selalu dipanggil tugas, kerja, dan aku kecewa. Maka dari itu aku tak ingin membayangkannya. Yang pasti setiap pergantian tahun begini, aku hanya berharap dan terkadang mempertanyakannya, “Apakah tahun ini aku bisa pergi ke Perancis? Italy? Spain? Sydney, USA Atau Germany?” hahahaha
Yang bikin tenang malam ini adalah suara orang-orang mengaji, seperti mengalami bulan Ramadhan. Tahun kemarin tidak terdengar sama sekali, karena se-RT pada heboh bikin panggung dangdut. Tahun ini tak ada lagi panggung dangdut yang bikin berisik, mungkin tak ada dana
Ah, bagiku Tahun baru itu hanya pergantian kalender saja. Toh hari-hari juga berganti, mungkin sama saja seperti hari kemarin atau berbeda. Tinggal bagaimana kita menyikapi keseharian kita saja..