Loading



Perempuan Perebut Milik Orang!

AGEE COMPUTER | 6:31 AM | | |
Tiba-tiba aku teringat dengan perempuan yang sudah merebut pacarku, dan aku menulisnya di sini, sebagai curahan uneg-unegku.

Aku masih heran, kenapa ada perempuan seperti itu? Dan ada laki-laki yang seperti dia? Perempuan yang tak punya hati nurani, yang tak punya rasa kemanusiaan. Yang aku tanyakan, dia benar-benar punya hati atau tidak? Jangan-jangan perempuan itu memang terlahir tidak punya hati, cacat sehingga dia seenaknya merebut kebahagian orang lain demi kebahagiaan dirinya sendiri. Tak ubahnya dengan laki-laki yang dia rebut, sama tidak punya hati, cacat, yang tega menyakiti hati perempuan.

Bagaikan peribahasa, sudah jatuh tertimpa tangga, sudah pacar direbut masih dilabrak juga. Perempuan itu memang aneh ya, harusnya dia berterima kasih sama aku, bukannya malah “nglabrak”. Tersenyum aku melihat isi pesan “labrakan”nya, harusnya dia bercermin, melihat wajahnya dulu, pantas ga “nglabrak” aku? Kenapa harus dilabrak? Hanya gara-gara aku masih
berhubungan dengan pacarnya? OMG, harusnya dia marah sama pacarnya, kenapa coba masih deketin aku? Kenapa pacarnya gak bisa jauh dari aku? Pacarnya yang notable mantanku. Harusnya dia bisa donk melihat itu semua, melihat semua kekurangan dia. Beda cerita kalau aku yang genit, yang merayu pacar dia, silahkan aku “dilabrak”, silahkan maki-maki aku, tapi maaf aku bukan typical perempuan genit yang suka goda milik orang lain, dan bukan perebut pacar orang. Kasian aku melihatmu seperti itu, seperti wanita yang tidak laku.

Untung masih pacar, bukan suami. Naudzubillah kalau suami direbut sama orang lain. Aku ikhlaskan pacarku direbut sama mak lampir. Mangga dimaem wae bekasku, aku sudah tidak nafsu makan makanan yang kamu makan sekarang! Nikmati saja hidupmu bersama dengan dirinya, pasangan yang diambil dari orang lain tidak akan barakhah. Karma nona, kamu belum merasakan pahit yang aku rasakan, semoga saja kamu yang merasakan, bukan keturunanmu.

Untuk semua perempuan di mana saja, janganlah jadi perebut pacar atau bahkan suami orang. Jangan korbankan kebahagiaan orang lain demi kesenanganmu. Dan untuk perempuan yang pacar atau suaminya direbut, bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.

NB:
Sebelum menulis ini, saya berfikir, berkaca, apa sebelumnya pernah merebut pacar orang? Dalam hidupku, belum pernah sama sekali merebut kekasih orang lain, memporak porandakan hubungan orang lain. Dalam kamus hidupku, merebut pacar orang, haram hukumnya!

* Dendam sangat!! 
Read More

Jika...

AGEE COMPUTER | 2:02 AM | | |
—- Jika aku mengenalmu lama sebelum aku mengenal mereka, aku tak akan pernah tahu rasa sakit hati. Jika kamu mengenalku lama sebelum kamu mengenal dia, apa yang belum kamu rasakan? Semua tak akan terjadi hari ini jika kita mampu merubah semua keadaan yang sudah kita jalankan.

Jika aku menikah denganmu sebelum aku mengenal mereka, aku tak akan pernah tahu rasa cinta yang luar biasa, merasa tak ingin kehilangan. Jika kamu menikah denganku sebelum kamu mengenal dia, apa kamu juga memburu cinta seperti ini padaku? Seonggok cerita masa lalu menjadi duri yang melukai hati menyayat perih luka yang tergoreskan, bagai pecahan kaca tak mampu menyempurnakan wujud. Aku cemburu, sangat cemburu. Aku tidak suka, sangat tidak suka, dia tidak ramah terhadapku.



Semua untuk kebaikan kita, sayang. Jika semua tidak terjadi belum tentu kita akan bersatu, dengan membawa semua luka yang menyayat.
Biarlah mereka menjadi sebagian dari perjalanan kita, perjalanan hidup kita, dan cobalah untuk kita memetik semua buah dari masa lalu, buah pelajaran.


Read More

Walk In The Rain

AGEE COMPUTER | 3:12 AM | |
Walking In The Rain
Saat hujan turun, dan aku sedang bersedih, ingin aku berlari menuju hujan, memeluknya. Butir-butiran airnya selalu menenangkan aku, menutupi semua air mataku. Tak akan ada yang tahu aku menangis, tak akan ada yang tahu aku memendam rasa kecewa, yang ada hanya rasa bahagia saat hujan membasahi tubuhku.

Hujan selalu membuat aku tenang, aku mencintai hujan. Hujan selalu mengingatkan aku pada masa kecilku, bermain-main dengan hujan. Mengingatkan kemanjaanku, mengingatkan segala pecahan kenangan yang terbaur menjadi masa lalu tanpa tahu siapa dan apa yang harus aku kenang.



Saat aku tak mampu memeluknya, aku hanya memandang dia dari balik jendela. Menyapanya dengan senyum rindu, melambai tanganku ingin menyentuhnya. Di balik jendela aku melihatmu menantiku di halaman rumahku, menari-nari mengundangku.

Hujan, kamu terlalu istimewa untukku. Tempat aku menyimpan semua kenangan, tempat menyimpan kepedihan. Hujan, tetaplah ada dan terus ada, tetaplah menjadi pengobat pedihku.
.
.
.
~ Merry ~


http://rurindria.files.wordpress.com/2011/04/i-walk-in-the-rain.jpg?w=698
Read More