Mungkin ini adalah pengalamanku yang paling bikin bikin aku naik darah. Beberapa hari yang lalu, aku dan seorang tetangga sebelah menjenguk anak tetangga kita yang sedang dirawat di Rumah Sakit. Sengaja kita mampir ke toko kue langganan dia, karena harganya murah dan tempat juga tidak terlalu jauh dari rumah.
Di toko itu tersedia berbagai macam kue dan bentuk yang lucu-lucu, juga dengan rasa yang bermacam-macam. Ada kue isi pisang, keju, dll. Nah, ada yang membuat aku jengkel ketika itu. Saat itu memilih kue rasa pisang-coklat-keju, aku sengaja minta tiga kue. Ketika akan dimasukkan dalam kardus pembungkus kue, salah satu kue pesananku jatuh. Saat itu aku sengaja berpura-pura tidak tahu, dan kagetnya kue yang jatuh tadi bukannya di buang malah mau dikasih ke aku.. Sialan kan?!! Dia pikir aku tidak melihat atau aku bisa dibodohi gitu sama dia?
Mulai emosiku naik, tapi aku berusaha berfikir bagaimana aku “menyentil” si penjual kue tersebut. Aku bertanya pada si penjual kue, ini kue yang diambil dari sini kan? (Sambil menunjuk tempat kue). Dengan santai dan tanpa rasa takut, si penjual menjawab, iya. Tak segan lagi pertanyaan aku ulangi, benar ini kue yang diambil dari sini?? (Aku masih menunjuk tempat kuenya), namun si penjual masih bergeming tak mau mengganti kue yang jatuh tadi dengan yang baru.
Dasarnya aku yang lagi marah, aku menyerahkan uang untuk membayar semua kue yang aku pesan, namun aku tidak menerima kue yang dia serahkan padaku. Saat itu aku hanya bilang, “Silahkan makan kue-kue itu, itu kue gratis dari aku untuk anda. Anda bisa makan kue itu dihadapan saya sekarang juga.” Ungkapku ketika itu dengan nada ketus.
Tiba-tiba ada seorang ibu setengah baya keturunan China (yah, mungkin berumur 40-an) menghampiri kami. Rupanya dia si pemilik toko kue itu. Dia memarahi si penjual kue, dan mengancam dipecat jika kejadian ini terulang lagi, kemudian si pemilik toko kue itu minta maaf kepadaku dan bersedia mengganti kue-kue yang aku pesan dengan yang baru. Saat itu aku hanya menggeleng, aku tidak menerima, karena itulah aku saat aku marah dan kecewa dengan pelayanan sebuah toko. Sejak itu aku tak pernah dan tak akan pernah kembali ke toko kue tersebut. Itu pertama kali aku masuk ke toko kue itu dan untuk terakhir kalinya. Kapoook!!!
Well, dilingkungan pemasaran atau marketing, kejujuran selalu diutamakan. Karena kejujuran adalah kunci menuju sukses. Jika tidak ada rasa jujur, aku bisa jamin produk yang dipasarkan tidak akan bisa laku dipasaran. Dalam hal ini tidak hanya kejadian itu saja yang aku alami, banyak orang menawarkan produk dan menjanjikan ini itu tapi kenyataannya “NOL”. Begitu juga dengan relationship, entah itu hubungan pertemanan, perkawinan, dll. Tanpa adanya kejujuran, tak akan ada jalan yang terang menuju kesuksesan.
“Whoever is careless with the truth in small matters cannot be trusted with important matters.” – Einstein.
Always telling the truth..
Saat kamu bertindak jujur, bibir berucap pun akan terasa nikmat, dan suatu saat ketika ditanya kembali kita tidak perlu mencoba mengingat, karena kejujuran akan terus mengendap dalam otak kita.
March 17, 2012. Saturday night..