Kau menyapaku dengan wajah keramahan
Menunjukan ketenangan dan keluwesan pertemanan
Kau berikan sudut ruang untukku yang rapuh dan tertekan oleh kehidupan
Masih terngiang candamu, dan senyum kecil menggodaku
Bagai matahari membagikan sinar pada bumi yang membiru kelu
Kau selalu memberiku tawa pada sisi senyumku,
Kegundahan seakan terbakar menjadi abu
Ada hati yang tergores luka menyayat dalam kalbu
Melihat bintang yang sedang menangis sedu
Kuning membakar amarah membuncah dada
Pada sejenak jeda
Aku memungut kepingan-kepingan asa
Berlarut pada tepi-tepi cinta dan doa
Dengarlah suara gitar mengalun merdu
Mencari setiap petikan sendu mendayu kelu
Aku meletakkan kerinduan dalam setiap nada untuk mengingatmu
Tak mampu aku melepas semua penat tanpamu
ketiadaanmu kembali buatku pilu dan rapuh
Ngilu hitam pekat dalam tidurku
Aku merindumu
Menunggumu pada tepi sungai biru berbalutkan gaun putih suci
Menantimu kembali pada putaran waktu seperti dulu
Sesekali bercium mesra pada sisi jembatan yang berhiaskan bayangan langit-langit
Membayangkan pohon-pohon terharu biru
Kau pergi bagai lembayung senja
Yang meninggalkan terang dan kehangatan bagi kita.