Pada hening aku memungut kerinduanku,
Menitipkan salam dan setangkai bunga untuk kekasih
Butir-butir bening air mata menjadi ngilu,
Tak tertahan berlinangkan air mata duka nan sedih.
*
Sayang, malam ini aku ingin berbincang denganmu, berdiskusi tentang hal-hal yang membuatku luruh jauhkan rindu yang semakin sesak di dada. Betapa aku sangat merindukan kehadiranmu yang jauh berjalan meraih keindahan dalam kapal cintamu.
Sore ini hujan turun, deras sekali, kerinduanku kepadamu semakin membukit. Ingin aku memelukmu dibawah rinai hujan, memelukmu erat dan menciummu dalam hujan.
Pelukan hangat penuh cinta dan damai meski hujan mengguyur tubuh kita. Saling berpeluk erat, tanpa ada jeda dalam dekapan hangatmu. Dingin menjadikan hangat, sehangat ketika kita bercinta di persandingan tungku yang menyala kala musim dingin tiba. Inginku belai wajahmu, rambutmu, mencium keningmu walau dingin mengigil menjalar ke dalam sel-sel menusuk rongga-rongga, namun ada kehangatan dalam hati, menjadikan jantung semakin berdegup dengan riang.
Rasakan setiap tetes air yang menetes di setiap pori-pori kulitmu, ku sentuh dadamu merasakan degup jantungmu yang semakin liar, bertatap mata, sesekali bercium mesra pada rinai hujan sore. Seketika hujan reda, matahari menunjukan sinarnya, dan saat itu pula pelangi menampakan senyum khas berwarna-warni memamerkan keindahannya, dan tersenyum pada kita.
Kitalah pasangan yang abadi bagai bunga plastik yang tak akan pernah layu, akan terus mekar, namun cinta kita murni seperti semurni air suci. .
*Repost
Written on Early 2011, taken from my WP (ditulis pas saya belum punya blog WP)