Kenapa dengan negara ini? Semakin saya tidak mengerti dengan pemerintahan negara ini. Kemarin sempat ada isu akan diblokirnya BlackBerry karena RIM belum menaati peraturan untuk mem-blok situs porno. Sekarang situs porno sudah diblokir oleh RIM, eh kemarin ada yang ketahuan browsing video porno, dan itu terjadi ketika rapat paripurna DPR. Sudah ketahuan ini, kenapa pak Tifatul yang satu itu malah membela temannya ya? Aneh.. Begitu temannya yang melakukan Tifatul bilang itu gak melanggar UU. Kalau gitu ngeblok situs porno justru melanggar UU dong? Pikir deh, kalau pemerintahannya kacau seperti ini, bagaimana dengan rakyatnya?
Saya juga tidak mengerti tentang hukum di negara ini. Negara dimana saya dibesarkan, dan menjadi kewarganegaraan yang sah. Koruptor seperti Gayus hanya diberi sangsi 7 tahun, sedangkan bapak-bapak yang kepergok maling semangka hanya karena mereka tidak mampu membeli semangka dan terpaksa mencuri bisa dijerat 5 tahun? Para koruptor harusnya dihukum seumur hidup, biar sudah tidak ada lagi the next corrupter. Penjara harus disamakan dengan yang lain, enak aja, penjara untuk corrupter lengkap, berisikan seperti hotel mewah, lama-lama negara ini semua korupsi.
Ini merupakan pemikiran salah satu rakyat awam yang kurang mengerti apa itu politik. Kalau saja orang awam bisa menilai politik seperti itu, bagaimana dengan orang yang berwawasan luas dan selalu bergelut dengan politik? Dalam tanda kutip, politik yang bersih. Yang ditanyakan, apakah ada orang yang masih berpolitik bersih di negara ini?
Wah, saya ini apa lagi error ya? Ndleming dewe ngomong soal politik, hukum? Sah ga sih aku menulis itu? Jangan-jangan aku menulis ini bisa dipenjara karena ada saja pihak yang tersinggung. Naudzubillah, jangan sampai terjadi. Saya hanya ingin negara saya ini membuka mata, banyak pengemis yang butuh makan setiap hari, banyak pemulung yang ingin makan, pengamen-pengamen di jalanan yang masih butuh uluran tangan. Jangan bersikap egois untuk “keenakan” diri sendiri dan komunitas, lihatlah mereka, gelandangan semakin banyak, kita semakin “miskin” karena uang dimakan oleh para tikus-tikus.
