Beberapa hari ini, bahkan seminggu saya disambangin mbak Iin alias insomnia. Bete banget yah, semua orang pada tidur, saya melek sendirian, belum lagi kalau ada suara aneh, kaya kucing keiinjek ekornya, atau denger benda jatuh dari luar, bawaannya bayangin yang enggak-enggak. Eh, malah ga bisa tidur. Tumben seminggu saya betah melek, biasanya kalau ga tidur siang,malem tidur lebih awal.
Cari akal supaya mata ngantuk, yuuuuk....
Cara pertama saya bikin aplikasi bros dulu, siapa tahu trus ngantuk. Tapi enggak, cara saya gagal, malah bikin pinggang saya capek, pegel.
Bikin playlist lagu-lagu balad. Niatnya biar bisa merem ini mata tapi apa daya usaha sia-sia. Kaya malam ini nih, playlist udah abis diputer semua lagu balad kesayangan, malah ga merem. Saya coba nulis blog, siapa tahu ngantuk bisa dateng menghampiri saya.
Dan, memang mata saya pedes banget, pengen tidur.
Kalau insomnia gini nih, harus bikin Mata capek (kalau menurut saya). Bekal pengalaman seperempat abad, kalau mata saya lelah, pasti tidurnya cepet. Saya ga pernah mengkonsumsi obat tidur, minum obat aja ga bisa, hihihi...
Hasil akhir seminggu kena insomnia, saya harus "berteman" dengan yang namanya masuk angin, perut mual, pokoknya ga enak banget. Tapi alhamdulillah sekali, sakit saya tidak berlama-lama bernaung dalam tubuh saya yang kecapekan. Sehingga beberapa proyek dan orderan saya sedikit tersingkirkan.
Baru sembuh sehari saya harus kembali berkutat dengan urusan flanel-flanel yang sudah masuk dalam order list, dan mau tak mau saya harus kerjakan, demi customer. Saat sedang mengemas barang, saya dapat kiriman paket kain dan lempok durian. Huaaa, seneng banget, dan beneran ternyata enak banget, sangking nyamannya saya makan lempok durian, tiba-tiba gigitan lempok kena gigi saya, alhasil saya haus nahan sakit cenut-cenut gigi saya selama 4 hari. Dan lagi-lagi kerjaan tertunda.. -_____-
Bad things di akhir tahun, mulai dari insomnia hingga sakit gigi. Dibalik semua penderitaan saya, saya belajar bersabar menghadapi penyakit2 ini, belajar kuat dan belajar untuk tidak mengeluh, meskipun sebelnya minta minta ampun kalau badan sakit semua, jadi ga bisa ngapa-ngapain. Hasil kesabaran saya, alhamdulillah dapat tambahan orderan boneka lagi.. :D
Read More
Loading
Sawang Sinawang
AGEE COMPUTER |
10:33 AM |
Life and Love
|
Sharing
Kata “sawang sinawang” sering kita dengar terutama kalangan orang Jawa. Orang Jawa kerap kali bilang bahwa “urip iku sawang sinawang” — saling melihat — pepatah lain yang mengungkapkan “sawang sinawang” adalah Rumput Tetangga Lebih Hijau.
~ Sore dua hari yang lalu tepatnya, ada seorang tetangga bilang kalau saya ini uripnya [hidupnya] enak, bahagia. Ini juga pernah dikatakan teman sekelas saya ketika kuliah. Dia bilang, “Mbak Merry tuh hidupnya enak ya, selalu ceria, bahagia, kayak gak punya masalah.” Ungkapan polos teman saya.
Ketika dia bilang seperti itu, saya sedang dirundung masalah yang sangat besar, dan mungkin ketika itu saya ingin menangis sejadi-jadinya di bahu teman baikku, namun teman baikku tak sedang di sisiku. Saya sudah menikah waktu itu, dan temain baikku yang adalah suamiku sedang ke Jakarta mengurus dokumen-dokumen pekerjaannya. Masalah yang tidak mungkin aku ceritakan waktu itu, dan mungkin suatu saat dia akan tahu. Pada waktu itu, saya hanya menjawab, “Masa iya, aku seperti itu?” Sambil tertawa. Dia menjawab lagi, “iya kan mbak, mbak tuh ceria sekali, dengar saja ketawanya, renyah.” Aku tersenyum geli, padahal hatiku tak mau tersenyum.
Itulah, dia hanya melihat dari segi fisik, namun dari hati dia tak melihat. Begitulah “sawang sinawang” — saling melihat — meski lebih sering kita menjumpai yang bersifat superficial, yang terlihat hanya depannya saja. Sejauh mata memandang — yang nampak hanya permukaan — tanpa tahu kedalamannya.
Semua manusia pasti sering salah menilai orang. Si A, hidup mewah, punya mobil, rumah bagus, dll. Kita tak pernah tahu yang terjadi di dalamnya, perhaps dia banyak utang, keluarga tidak harmonis, atau mungkin semua itu hanya milik perusahaan. Terkadang perasaan sawang sinawang mampu menjadikan kita iri dan dengki, atau merendahkan seseorang, dan berpikir buruk tentang seseorang. Jadi ada lagi pepatah yang bilang, “Don’t judge a book by cover.” Ketika seseorang menilai luar tanpa mengetahui pribadi dalam orang lain. Jika kita selalu menilai positif seseorang, tak masalah, namun ketika kita selalu menilai negatif seseorang, itu yang masalah. Pelajaran “sawang sinawang” membuat kita bisa bersyukur, “nrima ing pandum”. Kata nrima ing pandum ini merupakan filsafah orang jawa, yang artinya penerima apa adanya, tanpa melihat sisi-sisi kelebihan manusia lain. Terkadang kita sering kebelinger ketika kita sering mengintip rumputnya tetangga. Tanamkan rasa bersyukur terhadap diri kita, sesungguhnya Allah selalu berada dengan orang-orang yang bersyukur.
. . That’s opinion of mine, for me personally, life doesn’t meet the eyes only, but also understand the heart.
. . By Merry Indria on Friday June 10, 2011 at 9:12 pm. Read More
~ Sore dua hari yang lalu tepatnya, ada seorang tetangga bilang kalau saya ini uripnya [hidupnya] enak, bahagia. Ini juga pernah dikatakan teman sekelas saya ketika kuliah. Dia bilang, “Mbak Merry tuh hidupnya enak ya, selalu ceria, bahagia, kayak gak punya masalah.” Ungkapan polos teman saya.
Ketika dia bilang seperti itu, saya sedang dirundung masalah yang sangat besar, dan mungkin ketika itu saya ingin menangis sejadi-jadinya di bahu teman baikku, namun teman baikku tak sedang di sisiku. Saya sudah menikah waktu itu, dan temain baikku yang adalah suamiku sedang ke Jakarta mengurus dokumen-dokumen pekerjaannya. Masalah yang tidak mungkin aku ceritakan waktu itu, dan mungkin suatu saat dia akan tahu. Pada waktu itu, saya hanya menjawab, “Masa iya, aku seperti itu?” Sambil tertawa. Dia menjawab lagi, “iya kan mbak, mbak tuh ceria sekali, dengar saja ketawanya, renyah.” Aku tersenyum geli, padahal hatiku tak mau tersenyum.
Itulah, dia hanya melihat dari segi fisik, namun dari hati dia tak melihat. Begitulah “sawang sinawang” — saling melihat — meski lebih sering kita menjumpai yang bersifat superficial, yang terlihat hanya depannya saja. Sejauh mata memandang — yang nampak hanya permukaan — tanpa tahu kedalamannya.
Semua manusia pasti sering salah menilai orang. Si A, hidup mewah, punya mobil, rumah bagus, dll. Kita tak pernah tahu yang terjadi di dalamnya, perhaps dia banyak utang, keluarga tidak harmonis, atau mungkin semua itu hanya milik perusahaan. Terkadang perasaan sawang sinawang mampu menjadikan kita iri dan dengki, atau merendahkan seseorang, dan berpikir buruk tentang seseorang. Jadi ada lagi pepatah yang bilang, “Don’t judge a book by cover.” Ketika seseorang menilai luar tanpa mengetahui pribadi dalam orang lain. Jika kita selalu menilai positif seseorang, tak masalah, namun ketika kita selalu menilai negatif seseorang, itu yang masalah. Pelajaran “sawang sinawang” membuat kita bisa bersyukur, “nrima ing pandum”. Kata nrima ing pandum ini merupakan filsafah orang jawa, yang artinya penerima apa adanya, tanpa melihat sisi-sisi kelebihan manusia lain. Terkadang kita sering kebelinger ketika kita sering mengintip rumputnya tetangga. Tanamkan rasa bersyukur terhadap diri kita, sesungguhnya Allah selalu berada dengan orang-orang yang bersyukur.
. . That’s opinion of mine, for me personally, life doesn’t meet the eyes only, but also understand the heart.
. . By Merry Indria on Friday June 10, 2011 at 9:12 pm. Read More
Trimo Ing Pandum
AGEE COMPUTER |
10:28 AM |
Sharing
Nah, pada posting saya yang berjudul “Sawang Sinawang” ada kalimat kecil yang berarti menerima pemberian-Nya apa adanya. Nrimo ing pandum dalam istilah jawa mempunyai makna sebagai bentuk kondisi pengendalian terhadap hawa nafsu atau banyaknya keinginan dalam hidup di dunia ini.
Sikap menerima, mengandung arti yang sangat dalam pada keadaan yang mau tidak mau harus kita hadapi, dan menerima dengan sangat lapang dada. Menerima disini bukan berarti menyerah dengan keadaan, namun lebih menekankan pada sifat BERSYUKUR dengan apa yang sudah kita dapat, dengan kata lain tidak ngresula atau mengeluh.
Kepanjangan filsafah “nrima ing pandum” tak hanya sepenggal dari kata-kata tadi. Lengkapnya: “nrima ing pandum, lan nrima nalika ora keduman” — Menerima ketika kita mendapat sesuatu, dan menerima menerima ketika tidak mendapatkan sesuatu. Kata lain yang mampu kita gunakan adalah ikhlas. Seseorang yang memiliki sifat ikhlas, adalah orang-orang yang tergolong beruntung. Tidak semua manusia memiliki sifat ikhlas, dan sifat ikhlas sangat sulit kita pegang. Hanya satu kunci dari ikhlas, yaitu beriman kepada-Nya, Allah SWT. Saya pun terkadang sulit mengiklhaskan sesuatu yang tidak bisa menjadi milik saya, namun saya percaya ini bukan yang terbaik untuk saya, dan saya percaya Tuhan tahu yang terbaik untukku.
Kita harus belajar menerima keadaan yang terjadi dengan kita, sepahit apapun. Karena Allah maha tahu, Allah tahu yang terbaik untuk kita. Kita bisa belajar dari kehidupan sekitar, dan banyak hal yang terjadi lingkungan kita. Orang yang sering tidak bisa Bersyukur atau iklas dengan segala karunia Allah adalah orang-orang yang tak pernah puas dengan apa yang diraihnya. Maka sering terjadi hal-hal yang seharusnya kita bisa melakukannya di jalan Allah, ini sebaliknya, melakukan hal-hal dengan cara tidak diridhoi oleh Allah atau bisa dibilang menhalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu yang kita ingin. Naudzubillah…
Apa tidak lebih nyaman dan damai seandainya kita dapat melakoni hidup dengan tanpa ambisi namun bisa menyelesaikan kewajiban dengan sesempurna dan setulus hati? Menuntaskan apa yang terdapat di hadapan kita dan bukan berangan-angan khayal ke mana-mana? Pertanyaan yang orang lain tak mampu menjawabnya, dan hanya kita sendiri yang mampu menjawabnya.
. . Merry Indria, on Saturday night June 11, 2011 at 7:52 pm. Read More
Sikap menerima, mengandung arti yang sangat dalam pada keadaan yang mau tidak mau harus kita hadapi, dan menerima dengan sangat lapang dada. Menerima disini bukan berarti menyerah dengan keadaan, namun lebih menekankan pada sifat BERSYUKUR dengan apa yang sudah kita dapat, dengan kata lain tidak ngresula atau mengeluh.
Kepanjangan filsafah “nrima ing pandum” tak hanya sepenggal dari kata-kata tadi. Lengkapnya: “nrima ing pandum, lan nrima nalika ora keduman” — Menerima ketika kita mendapat sesuatu, dan menerima menerima ketika tidak mendapatkan sesuatu. Kata lain yang mampu kita gunakan adalah ikhlas. Seseorang yang memiliki sifat ikhlas, adalah orang-orang yang tergolong beruntung. Tidak semua manusia memiliki sifat ikhlas, dan sifat ikhlas sangat sulit kita pegang. Hanya satu kunci dari ikhlas, yaitu beriman kepada-Nya, Allah SWT. Saya pun terkadang sulit mengiklhaskan sesuatu yang tidak bisa menjadi milik saya, namun saya percaya ini bukan yang terbaik untuk saya, dan saya percaya Tuhan tahu yang terbaik untukku.
Kita harus belajar menerima keadaan yang terjadi dengan kita, sepahit apapun. Karena Allah maha tahu, Allah tahu yang terbaik untuk kita. Kita bisa belajar dari kehidupan sekitar, dan banyak hal yang terjadi lingkungan kita. Orang yang sering tidak bisa Bersyukur atau iklas dengan segala karunia Allah adalah orang-orang yang tak pernah puas dengan apa yang diraihnya. Maka sering terjadi hal-hal yang seharusnya kita bisa melakukannya di jalan Allah, ini sebaliknya, melakukan hal-hal dengan cara tidak diridhoi oleh Allah atau bisa dibilang menhalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu yang kita ingin. Naudzubillah…
Apa tidak lebih nyaman dan damai seandainya kita dapat melakoni hidup dengan tanpa ambisi namun bisa menyelesaikan kewajiban dengan sesempurna dan setulus hati? Menuntaskan apa yang terdapat di hadapan kita dan bukan berangan-angan khayal ke mana-mana? Pertanyaan yang orang lain tak mampu menjawabnya, dan hanya kita sendiri yang mampu menjawabnya.
. . Merry Indria, on Saturday night June 11, 2011 at 7:52 pm. Read More
Tepa Slira
AGEE COMPUTER |
10:25 AM |
Sharing
Saya diingatka kembali dengan ungkapan, atau kalimat pendek dari Jawa, yaitu “Tepa Slira”. Arti dari “tepa slira” adalah tenggang rasa, himbauan agar segala sesuatu yang terjadi diukur dan diterapkan pada diri sendiri, dengan kata lain, Empati. Tepa Slira Dengan demikian perbuatan kita tidak semena-mena terhadap orang lain. Kita juga mampu menghargai orang lain, dengan mampu menempatkan diri.
Yen awake dhewe krasa lara dicethot, ya aja nyethot uwong jalaran larane wong dicethot iku ya padha rasane kaya nalika awake dhewe dicethot uwong. Yen awake dhewe mangkel diina, ya aja ngina uwong. Inti dalam bahasa Indonesia adalah, kalau merasa sakit saat dicubit, maka janganlah mencubit orang lain. Jika tersinggung kalau diejek mengenai kelemahan diri sendiri, maka jangan pula mengejek kelemahan orang lain, karena dia juga pasti tersinggung. Yen lara atine bojone dielus-elus uwong, ya aja ngelus-elus bojone uwong, kalau pasangannya gak mau direbut, ya jangan merebut, apalagi sudah merebut, melabrak lagi, hahahaha…
Dengan menempatkan diri, dan mengukur segala sesuatu didalam diri kita, orang lain pun juga akan menghargai kita. Tutur kata yang halus, ramah, dan baik kepada orang, orang juga akan respect terhadap perilaku kita, dan kita tidak akan dipandang sebelah mata. Tepa slira juga mampu mendamaikan rasa. Nah, selain ungkapan Tepa-Slira ada ungkapan bahasa Jawa lain yang patut untuk kita lihat dan pahami yaitu AJA RUMANGSAN, AJA KAGETAN dan AJA DUMEH. Jika kita laksanakan ungkapan-ungkapan ini, kehidupan kita akan menjadi lebih harmoni dan tidak akan terjadi konflik antara sesama manusia. Ungkapan-ungkapan tadi seharusnya kita pelajari dari kecil, dan anak-anak kita nanti juga harus diajarkan untuk bertenggang rasa terhadap semua makhluk hidup, khususnya manusia, agar kita senantiasa damai dan jauh dari pertengkaran.
. . By Merry Indria on Sunday June 12, 2011 at 9:00 pm. Read More
Yen awake dhewe krasa lara dicethot, ya aja nyethot uwong jalaran larane wong dicethot iku ya padha rasane kaya nalika awake dhewe dicethot uwong. Yen awake dhewe mangkel diina, ya aja ngina uwong. Inti dalam bahasa Indonesia adalah, kalau merasa sakit saat dicubit, maka janganlah mencubit orang lain. Jika tersinggung kalau diejek mengenai kelemahan diri sendiri, maka jangan pula mengejek kelemahan orang lain, karena dia juga pasti tersinggung. Yen lara atine bojone dielus-elus uwong, ya aja ngelus-elus bojone uwong, kalau pasangannya gak mau direbut, ya jangan merebut, apalagi sudah merebut, melabrak lagi, hahahaha…
Dengan menempatkan diri, dan mengukur segala sesuatu didalam diri kita, orang lain pun juga akan menghargai kita. Tutur kata yang halus, ramah, dan baik kepada orang, orang juga akan respect terhadap perilaku kita, dan kita tidak akan dipandang sebelah mata. Tepa slira juga mampu mendamaikan rasa. Nah, selain ungkapan Tepa-Slira ada ungkapan bahasa Jawa lain yang patut untuk kita lihat dan pahami yaitu AJA RUMANGSAN, AJA KAGETAN dan AJA DUMEH. Jika kita laksanakan ungkapan-ungkapan ini, kehidupan kita akan menjadi lebih harmoni dan tidak akan terjadi konflik antara sesama manusia. Ungkapan-ungkapan tadi seharusnya kita pelajari dari kecil, dan anak-anak kita nanti juga harus diajarkan untuk bertenggang rasa terhadap semua makhluk hidup, khususnya manusia, agar kita senantiasa damai dan jauh dari pertengkaran.
. . By Merry Indria on Sunday June 12, 2011 at 9:00 pm. Read More
Dua Delapan Dua Belas
Alhamdulillah, rupanya Allah masih memberi saya umur dan kehidupan hingga usia saya mencapai angka ... (rahasia) :D
Di umur saya yang kesekian ini saya ingin mengucap syukur kepada Allah, keluarga terutama suami dan orang tua saya, kakak-kakak saya, dan sahabat juga teman saya, yang telah mendoakan saya. Terima kasih atas doa kalian semua, semoga doa-doa dan keinginan kalian terwujud semua, amin..
Di hari berkurangnya umur saya, ada salah satu keinginan terkecil saya terwujud, alhamdulillah setelah sekian lama saya menginginkan benda ini, akhirnya saya punya juga. horeee.. (maaf lebay). Miniatur menara Eiffel, saya beli di online SHOP ini, barangnya datang pas hari ini, siang tadi. Nyicillah buat dekorasi rumah nanti, dan untuk saat ini, miniatur menara Eiffel ini saya buat untuk properti foto-foto aksesoris saya, yaaa biar indah gitu, hihihihi...
Di hari special ini saya tidak ingin apa-apa sih, doa dari suami, keluarga dan teman-teman sudah sangat membuat saya senang dan bahagia sekali, alhamdulillah mereka masih inget hari ini. Saya pribadi hanya ingin meminta kepada sang pencipta, Allah SWT, agar saya selalu diberi kemudahan mencari rejeki saya, diberi kesehatan, dan umur panjang. Tidak lupa meminta agar saya terus istiqomah belajar dan belajar menjadi ibu dan istri yang baik untuk anak saya dan suami saya. Amin.
Belajar menjadi dewasa dan bersabar, terus bersabar, karena saya orang yang mudah tersinggung, marah dan sakit hati. Perlahan-lahan saya ingin menghapus sifat-sifat saya yang tidak enak tadi. Belajar bersabar, semoga saya bisa melewati ujian kehidupan saya.
Perbedaan ujian di sekolah dan ujian di kehidupan, kalau di sekolah kita mendapatkan ilmu baru ujian, kalau ujian dikehidupan, kita diuji barulah kita mendapatkan ilmu atau hikmah atau pengalaman.. hihi, bener kan, hayooo... :p
Read More
Witing Tresna Jalaran Saka Kulina
AGEE COMPUTER |
4:54 AM |
Sharing
::: Peribahasa WITING TRISNA JALARAN SAKA KULINA iku tegese wong iku bisa dadi tresna amarga kulina. Dadi amerga kerep ketemu lah iki sing njalari tresna. Atau bisa diartikan dalam bahasa Indonesia seperti ini — cinta itu dapat tumbuh — seseorang akan jatuh cinta apabila sering bertemu atau berinteraksi dengan lawan jenisnya (atau sesama jenisnya), bisa rekan sekerja, rekan sekegiatan, atau bahkan jika sering ketemu di stasiun…hehehehe
Saya sering merasakannya tresna seperti ini. Namun, yang terdahsyat ketika saya jatuh cinta kepada suami saya sendiri. Mengingat sejarah ketika pertama bertemu di suatu tempat yang saya masih sering pertanyakan, “Kenapa harus di tempat itu?” Awalnya saya hanya merasakan “he’s stranger and will be stranger for me”. Tak ada niat untuk membuka hati kepada siapapun termasuk dia, karena saya juga merupakan korban “witing tresno jalaran saka kulina wong liya” yang menyebabkan saya menjadi korban kebahagian “mereka”. Pada intinya saya ditindas karena egoisan dari makhluk Tuhan yang bernama “laki-laki” dan “perempuan” yang rela menjadikan “wanita” dan “pria” nya sakit hati demi kebahagian mereka (jian mulek tenan ukaraku,.. Intinya: korban perselingkuhan)..
I thought it was so hard to open my heart and gave him my love like before. Intinya saya TIDAK MAU DIKHIANATI lagi. For the first time, I tried so hard. But, he always tried to made me sure that he is the best for me. Setiap hari kita selalu membuat perbincangan kecil, tertawa, bahkan ada debat-debat kecil diantara kita. Ah, I miss those moments. Saya jatuh cinta padanya ketika ia akan pergi jauh. Menyadari akan sebuah pepatah (lagi), “kita akan tahu rasanya mencintai ketika kita kehilangannya”. And that day I wanted to hug you, but I can’t.. Jaim lah, perempuan harus jual mahal, pikir saya ketika itu. Hehehe…
Berawal dari kebersamaan kemudian tumbuh cinta, begitu saya rasakan ketika itu. Entah episode dari sang suami apa, aku tak tahu, dan belum pernah bertanya. Mungkin, feel love at first …?? Don’t know yet…
Berawal dari kebersamaan kemudian tumbuh cinta, begitu saya rasakan ketika itu. Entah episode dari sang suami apa, aku tak tahu, dan belum pernah bertanya. Mungkin, feel love at first …?? Don’t know yet…
Nah, belajar dari pengalaman saya, dan penagalaman saya ini bisa dijadikan peringatan. Peringatan ini berlaku bagi laki-laki maupun perempuan, terutama yang sudah berkeluarga, agar berhati-hati dalam berteman, berhubungan, atau berkomunikasi dengan lawan jenis. Jangan sampai ia melanggar batas kewajaran, karena kedekatan (keakraban) dapat menumbuhkan cinta.
.
.
Menjaga keharmonisan cinta hingga ajal menjemput..
Read More
.
Menjaga keharmonisan cinta hingga ajal menjemput..
Subscribe to:
Posts (Atom)