Picture from
here
Akhir-akhir ini ada banyak hal yg aku (ingin) ketahui tentang kehidupan. Secara pribadi aku belum mengenal lebih jauh siapa aku. Kenapa aku? Dan mungkin apa yg terjadi denganku?
Aku dulu pernah mengalami "mental breakdown" (mungkin), tapi yang pasti aku sering mengalami gangguan perasaan, entah itu apa. Terkadang aku bisa merasakan seneng, dan tiba-tiba aku bisa merasakan sedih meskipun dua hal tersebut tidak langsung berganti dalam suatu kurun waktu yang sama. Yang pasti disaat aku tersakiti, satu hal yang hanya di dalam pikiranku saat itu adalah "aku ingin mati". Di luar aku memang terlihat baik-baik saja, namun di dalam hati aku masih masih menyimpan hal-hal yang mampu membuatku "DOWN".
Aku pernah melukai pergelangan tanganku sendiri, yang pasti saat itu orang tuaku mungkin tidak pernah tahu, dan aku selalu menutupi hal-hal yang menyedihkan tentang aku, itu karena aku tidak ingin mereka ikut merasakan. Dan luka gores itu masih ada, disebelah tangan kiriku. Bahkan aku pernah meminum pemutih pakaian, hanya gara-gara orang yang menghancurkan hidupku hanya semenit. But, God still give me a life.
Entah aku sedang mengalami depresi atau apa, yang pasti hingga saat ini jika ada seseorang yang menyakiti aku, terlebih dia orang yang aku sayang, aku cuma ingin melukai diriku sendiri. Bahkan terkadang aku bisa melakukan hal-hal yang diluar dugaan. Antara sadar dan tak sadar, aku pernah mencekik suamiku sendiri (sorry hubby). Tiba-tiba marah tanpa bisa terkontrol, dan hal sepele pun mampu menyulut emosiku hingga tak sadarkan diri banyak ucapan yang aku keluarkan telah menyakiti orang-orang disekelilingku. Tiba-tiba marah terhadap orang yang di jalanan yang seenaknya sendiri, tanpa bisa mengontrol amarah yang seharusnya tidak perlu keluar. Saat seseorang terdekat menyakitiku aku merasa ada yang berbisik, dan membuatku berfikir membenarkan bisikan tersebut. Aku tak pantas hidup, aku hanya menyusahkan, dan aku hanya membuat mereka terbebani akan kehadiranku, jika aku tak ada alangkah indah tak akan ada orang sepertiku. Bisikan-bisikan itu yang terkadang membuatku merasa kecil, dan minder, kurang percaya diri. Kesakitan, kekecewaan dan rasa pedih mungkin saja sudah berkumpul bahkan ada rasa dendam yang masih aku simpan rapi dalam hati. Aku tahu dan aku sadar menyimpan perasaan-perasaan ini akan membunuhku di kemudian hari, tapi aku tak tahu bagaimana cara menghilangkannya. It's so hard to leave from this situation.
Seperti yang aku katakan di atas, krisis percaya diri pun saat ini aku alami. Aku tak pernah bisa nyaman bergaul dengan siapapun kecuali orang-orang yg sudah lama mengenalku. Memulai hal baru dengan orang-orang baru sangat sulit bagiku, bahkan hanya dengan tulisan. Aku hanya bisa berbicara dan menulis dengan diriku sendiri dan orang-orang terdekat. Dan pikiranku hanya dipenuhi pikiran negatif tentang orang-orang baru. Aku hanya takut tidak diterima oleh mereka.
Dampaknya, aku juga memperlakukan hal tersebut kepada anakku. Aku tak pernah tega dia disakiti oleh teman-temannya, dan aku juga takut jika dia tidak bisa diterima oleh teman-temannya. Aku tak segan-segan memarahi bahkan melukai jika mengganggu anakku. Entah apa yang aku rasakan, yang pasti krisis kepercayaan sudah tertanam pada diriku. Sometimes you don’t know who you can and cannot trust, I still learn that over and over again. Belajar percaya kepada orang lain, tapi akhirnya dikhianati. Aku sering mengalami, pada teman bahkan pada pacar. Dari peristiwa2 itu membuatku sulit percaya, bahkan bisa mencapai paranoid, korbannya suamiku sendiri.
Entah apa yang aku rasakan, suasana malam sering membuatku tiba-tiba menangis tanpa sebab. Pernah suatu malam, suamiku menemukanku saat aku menangis, jika aku menjawab "I'm fine, I am okay", itu akan membuat suamiku semakin bingung, akhirnya aku berbohong kalau aku sakit, padahal aku tidak tahu kenapa, yang ada dalam pikiranku hanya kilas balik kejadian-kejadian buruk di masa lalu. Menjadikan aku menumpukan rasa dendam, sakit hati yang tak bisa tersalurkan.
Aku merasakan banyak yang aneh dengan diriku, sepertinya aku tidak normal, aku tidak seperti orang-orang di luar sana.
Aku menulis tentang ini bukan karena berita heboh tentang Penyakit yang diderita Marshanda. Tapi lebih kepada aku mengeluarkan segala rasa yang sering aku rasakan. Aku berharap aku normal, aku tidak depresi atau mengidap bipolar disorder. Aku hanya ingin menuangkan apa yang aku rasakan. Biasanya aku akan lebih baik jika apa yg aku rasakan bisa tertuang melalui cerita, puisi atau bahkan hanya sebatas tulisan seperti ini. Namun lebih baik lagi jika aku bisa mengungkapkan apa yang aku rasakan, apa yang aku pikirkan bisa aku ceritakan kepada orang terdekat. Yah, namun aku yakin aku termasuk orang normal seperti kebanyakan orang-orang normal lainnya.
Penderita insomnia, mungkin aku punya gejala tersebut. Bahkan ketika aku masih duduk dibangku SMA, sebulan aku bisa tidur jam 3, pagi harus ke sekolah, dan akhirnya tertidur di kelas.
Dan dibangku SMA itu juga aku pernah mengalami sedikit gangguan dari teman-teman yang aku anggap mereka baik, tapi kenyataannya tidak. Suatu ketika saat pagi aku datang, di papan tulis aku membaca tulisan yang menyakiti hatiku. Tulisan seorang teman sekelas, dia tulis saat sepulang sekolah dan aku membacanya keesokan harinya. Tulisan itu mengganggu pikiranku, seburuk itukah aku?? Aku bahkan tidak tahu apa salahku, aku tidak tahu kenapa mereka begitu kepadaku. Beruntung aku masih punya sahabat-sahabat yang mampu memberiku semangat ketika segerombolan anak sedang memojokan aku dengan tulisan2 buruk itu. Berantem dengan kakak kelas, dan adik kelas tanpa tahu penyebab permasalahannya. Aku seperti diintimidasi oleh mereka secara bergantian.
Masih banyak kejadian pahit yang aku alami tentang pengkhianatan seorang teman.
Begitulah hingga aku masuk ke perguruan tinggi, kebetulan aku "berhenti" sekolah dua tahun. Semenjak itu aku merasa kepercayaan diriku menurun. Aku jadi susah bergaul, dan pernah merasa terkucilkan di dalam suatu kelompok extrakulikuler. Akhirnya aku memuruskan keluar dari ekskul tersebut, karena aku merasa zona ini sudah tak nyaman. Melihat cara mereka memandangku, rasanya aneh atau aku saja yang merasakan yang aneh. Keluar dari situ, aku gabung dengan team paduan suara, meski begitu aku masih merasa kurang nyaman. Hingga akhirnya aku punya sahabat, Sebut saja namanya Bagus. Dia sahabat yang selalu ada saat aku kesepian, saat aku gembira. Tapi pada akhirnya dia juga menghindariku, aku tak tahu pasti. Entah dia sudah punya kekasih atau apa aku juga tidak pernah tahu. Tak pernah ada ungkapan atau gambaran tentang kesalahanku. Bertambah lagi pertanyaan-pertanyaan yang ingin aku cari jawaban. Hingga aku menemukan dua orang teman yang awalnya akj anggap mereka adalah teman baikku. But, totally not true. Mereka sama seperti teman yang datang ketika butuh, entah apa yang mereka butuhkan dari aku. Setidaknya jika mereka teman yang baik, akan menegur kesalahan sahabat/temannya, bukan mendiamkan lalu memusuhi, ngomongin keburukanku dibelakangku dan menghasut teman yang lain untuk tak berteman denganku.
Begitulah seterusnya, aku tidak pernah bisa berjalan beriringan dengan sahabat perempuan sejak aku lulus SMA. Bagiku mereka adalah sahabat terbaik yg tidak pernah aku temui di perguruan tinggi. Mereka mampu menerimaku apa adanya, bahkan mereka tak segan menbantu jika aku memerlukan mereka. Dan itu tak aku temui di saat aku kuliah. Hanya memikirkan diri sendiri, itulah yang aku rasakan. Kebanyakan teman yang paling peduli denganku itu adalah laki-laki, tanpa memandang dia suka atau tidak denganku. Semenjak aku menikah mereka sudah menjaga jarak, dan lagi I don't have a friend to share anything.
Krisis percaya diri sepertinya sudah menempel padaku. Bahkan yang aku tahu pada diriku hanya kelemahan, aku tak mampu melihat sisi kelebihanku. Aku merasa seperti dan sering diremehkan, tak pernah ada yg memuji atau memberi award berupa support mental kepadaku. Tak jarang jika aku merasa seperti ini aku bisa menangis sendiri yang hanya ditemani lampu kecil.
Tak ada teman yang bisa berbagi kisah seperti dulu waktu SMA, seperti dua sahabat yang mau mendengar dan memberi pelukan hangatnya.
Bahkan tak ada yang bisa aku ajak bicara seperti ini, kecuali blog ini. Aku hanya ingin bilang aku cuma ingin diterima. Begitu sulit membangun kembali rasa percaya diri, bahkan orang terdekat pun terkadang membuat rasa percaya diri itu semakin memburuk.
Rasa kesal, marah, dan sedih bahkan gembira sulit untuk aku bagi. Kepada siapa?? Untuk apa?? Dan kenapa?? Bahkan aku sendiri tak tahu apa yang sedang terjadi denganku.
Sehari-hari hanya ingin dirumah, bahkan suatu masa aku ingin pergi dari rumah, mencari sesuatu yang baru, mungkin mencari teman baru, atau buku baru bahkan benda-benda baru yang bisa membuatku tenang. Tapi, di sisi lain untuk beranjak dari rumah merupakan hal yang berat, banyak faktor, salah satunya pertanyaan tadi, "apa ada yang mau menerimaku?"
Sering kali aku merasa iri kepada teman-temanku yang memamerkan foto dirinya tertawa dengan teman2nya. Dia menunjukan, bahwa dia tak sendiri. Bahkan banyak bentuk perhatian yang dia petik dari teman-teman mereka. Yah, itu yang tidak aku dapatkan sekarang. Bahkan untuk mengajak foto selfie dengan suami pun tak punya keberanian, rasa takut ditolak selalu menjadi hal penghalang.
Dari sekian tahun lamanya aku memendam rasa, keinginan mencari tahu kenapa aku? Ada apa denganku? Aku akhirnya memberanikan diri untuk menulis ini. Mencari jawaban atas pertanyaan2 dan mencari solusi untuk memecahkan pertanyaan tadi.
Yang pasti ada satu hal yang bisa membuatku tenang saat aku mengalami hal-hal tersebut tadi. Yaitu, musik. Mendengarkan musik yang cocok dengan suasana hati, yang mampu menenangkan jiwa meski terkadang akan mengoyak lebih keras lagi. Tapi ada satu hal yang mampu menguatkan aku, yaitu keluarga terutama anak dan suami.
Aku harap aku ingin segera menulis kata "THE END" di akhir jawaban tanpa ada sebuah pertanyaan lagi yang aku harus cari jawabannya kembali.