Diujung senja ini aku membaca semua surat-surat yang kamu kirim padaku. Surat-surat cinta yang masih tersimpan rapi pada folder pribadiku. Surat yang aku baca setiap aku merindukanmu, surat yang aku simpan sebagai pengingat bahwa kamu masih seperti dulu, tiada berubah dari dirimu, dan aku tak ingin kamu berubah, never gonna change your love for me, because I need your love as spirit of my life, very strong.
Masih teringat jelas di memory otakku, mengingat dirimu yang terlalu takut kehilangan aku, dan bait-bait kata yang kamu gambarkan ketika merindukanku. Sayang, begitu waktu cepat berlalu dan kamu masih saja mengitari laut untuk mencari kebahagiaan keluarga kecilmu. I proud of you, Amor — never someone like you — you’re the one I love forever and ever.
Pada kalimat-kalimatmu dulu, membuatku rinduku semakin membiru, merindu matamu yang selalu tersenyum padaku, perbincangan kita, diskusi-diskusi masa depan kita dan perdebatan konyol kita. Perdebatan yang seharusnya tak kita perdebatkan, hanya saja kita memang kurang kerjaan, hahaha… Namun, andai saja tidak ada perdebatan itu, tak akan ada warna dalam ruang kehidupan cinta kita. Seseungguhnya aku menyukai setiap argumen yang kamu berikan, namun terkadang aku bosan dengan pedebatan konyol kita. Aku ingin memelukmu, mengatakan, “Hentikan perdebatan ini, peluk aku, dan kamu akan merasa nyaman.”
Aku kangen suaramu, merajuk, mengatakan, “Sayang, kangen ki lho…” Seperti anak kecil yang inginkan sesuatu. Ah, andai saja ketika kau berada di dekatku saat ini, kamu akan aku peluk dalam ketenangan jiwa, menyembuhkan rasa rindu menjadi jiwa dalam tenangnya cinta. Aku rindu wajahmu, wajah yang naif tak ingin jauh dariku, menggenggam tanganku tak ingin lepas, dan senyum simpulmu yang membuatku makin tak sanggup kehilanganmu.
Ingin rasanya mendapat surat-surat seperti itu lagi, darimu tentu saja. Namun, tak akan lagi ada surat yang seperti itu lagi karena hidup sudah berubah. Entah berubah menjadi apa, aku tak mengerti. Aku rasa bunga mawar telah berubah menjadi anggrek, sangat sulit dipercaya, dan aku tak sanggup mempercayainya. Aku tak mampu melepas angan dan asa yang aku genggam di pinggir sungaiku. Keluarga ini membuatku bahagia, aku merasakan semua perasaan yang terciptakan kepada manusia. Cinta, rindu, pengharapan, kesedihan, kekecewaan, tawa, tangis, bosan ah, semua perasaan, aku merasakannya….
Love me faithfully, See how I am faithful; With all my heart and all my soul; I am with you, even though I am far away.
Loading
Blog Archives
-
▼
2014
(81)
-
▼
January
(16)
- Love Rain
- That Winter The Wind Blows
- Bintang Dan Bulan Pada Langitku
- Move On, Sulitkah?
- Lelakiku
- Masih Dalam Rindumu
- Rindu Di Sudut Ruang Hati
- Apa Kabarmu, Sayang
- 2 Bunga
- Copycat Part 2
- Don't Be A Copycat
- Jangan Ambil Hak Kami
- Justin Timberlake - Mirrors
- Westlife - Lighthouse
- Hari-Hari Tanpa Suami
- New Year Resolution
-
▼
January
(16)