Loading



Jangan Ambil Hak Kami

AGEE COMPUTER | 5:40 AM | |
Entah kenapa perasaan ini muncul lagi, muncul lagi. Perasaan benci, sebel dan dendam. Yah seharusnya aku tidak begini. Sebagai orang yang dibilang masih baru di tempat baru aku rasa wajar ada rasa tidak betah di tempat baru. Kenapa aku bisa terdampar di tempat ini?? Jika beremu teman lama, dan bilang rumamu pindah kenapa?? Aku hanya bisa menarik nafas, sebal rasanya mengingatnya.


Yah, aku "terdampar" di tempat ini dikarenakan ada seseorang yang dengan sengaja mengusir kami (aku dan mama) dari tempat dimana kami memang dan harus tinggal. Awal permasalahaan aku tidak tahu apa yang sebenarnya yang terjadi, karena saat itu usiaku masih remaja. Ternyata sangat complicated. Bayangkan saja rumah yang seharusnya menjadi hak mama dan kakak mama, tiba-tiba beralih dan bepindah tangan ke orang lain, orang itu melainkan sepupu aku sendiri. Kok bisa? ya bisa, dengan kekuasaan dia saat itu yang masih menjabat di salah satu kantor kabupaten tempat kami tinggal, dia dengan sangat bisa leluasa memalsukan semua dokumen dan tanda tangan pewaris rumah itu. Parahnya lagi, sertifikat rumah kami dia gadaikan ke bank, dan tebak sendiri, dia ga bisa bayar. Mau ga mau ya kami harus pergi dari rumah itu.



Siapa yang tidak marah, meningglkan rumah yang sejak lama dihuni, mana kami pergi dengan cara seperti ini. Jadi wajar donk aku dongkol, aku dendam dan mengutuk dia. Aku masih ga terima sebetulnya, dan sangat tidak terima atas perlakuan dia terhadap kami, terutama perlakuan dia pada mamaku.
Masalah ini terjadi di hari ketiga setelah aku menikah. Harusnya aku bisa merasakan bulan madu, malah dipusingkan dengan hal-hal yang menyebalkan gara-gara ulahnya.

Kita pun juga tidak diberi seperser pun olehnya. Semua "dimakan" dia.Yah, karakusan dia secara tidak langsung mengajarkan aku pada satu hal. "Jangan makan yamg bukan hak kita." Aku juga tidak yakin suatu saat dia bisa hidup enak, selayaknya orang yang tidak bersalah, selayaknya orang yang tidak pernah berbuat dosa. Satu catatan lagi, gelar Hajah yang dia sandang bukanlah mencerminkan seorang Hajah. Kenapa? Iyalah, jika memang dia seorang Hajah yang benar-benar mabrur, dia tidak akan pernah makan yang bukan haknya.

Dan yang perlu kalian tahu, selama kami belum pindah dari rumah itu, ternyata dia sudah menyebar fitnah ke tetangga kami. Naudzubillah, semoga kita selalu dalam perlindungan dan dijauhkan dari sifat-sifat buruknya.

http://toonlet.com/render/b/BryanLaurentio/panelset/71230-Mata_Duitan-sfull.png
*Source of Here. Harusnya dia berakhir seperti gambar di atas.

Dalam permasalahan ini, ada yang paling bagus untuk dipetik. Ketegaran mama, dan keikhlasan beliau menerima ujian ini. Dalam keadaan seperti mama tidak pernah mau menuntut apa-apa dari dia, padahal dia sudah merampas hak mama dan memfitnah dia.
Bersikap seperti ini tidak mudah bagi aku. Pacar direbut aja pengen gampar yang ngrebut, apalagi ini, aset keluarga, bahkan Eyang Putri sudah berpesan jangan sekali-sekali rumah ini dijual, eh malah dijadikan jaminan buat orang yang rakus.

Tulisanku ini bukan bermaksud membuka aib dia, tapi hanya unek-unekku saja. Dan aku juga tidak menyebut nama, jabatan juga tempat tinggalnya. Bagi yang kenal aku, baca blog ini, ya inilah yang terjadi kenapa aku bisa terdampar di tempat ini.
Lebay ga sih ngasih judul "Jangan A,bil Hak Kami"? Aku rasa tidak.. Benar atau salah saya menulis iini, saya minta maaf, ini hanya uneg2 saya.