Loading



Kemarahan Yang Terendam

AGEE COMPUTER | 4:58 AM | | |
Duh, hari ini saya dibuat marah sama seseorang, bukan ding, dua orang. Mereka orang-orang terdekat, bisa dibilang begitu. Asal mula dari seseorang yang sudah sepuh bilang dan bercerita bahwa saya ini ibu yang tidak bertanggung jawab. Huaaaa… *mikir* Looh, apa dasarnya mereka bilang begitu? Mereka apa sudah jadi orang tua yang bertanggung jawabkah?? Duh, mbok ya o ngaca dulu sebelum kalian bilang begitu..

Sore kemarin memang saya menitipkan si kecil Sasha kerumah eyangnya, karena mama saya sakit, kata orang Jawa “kecethit”. Saya menitipkan Sasha ketika dia flu. Sebenarnya saya tidak tega menitipkan dia yang sedang flu, tapi apa boleh buat mama saya sakit dan saya harus menemani beliau di rumah sendiri, dan keesokan harinya saya harus mengurus kegiatan rumah sendiri. Mulai dari nyapu, ngepel, mencuci baju, masak, dan bahkan setrika semua saya bereskan (maklum tak punya cukup dana untuk membayar pembantu), hingga saya terkena flu juga. Fine, it’s okay because they said so.. Tapi yang saya mungkin tak habis pikir, kenapa mereka bilang begitu? Ketika mereka menitipkan anak mereka, dalam keadaan sakit bahkan hingga mual-mual, muntah, dll, apa mereka juga orang tua yang bertanggung jawab?



Sekarang begini, mereka yang masih sanggup mengurus anak, masih juga menitipkan anak mereka yang sakit, bahkan terkadang mereka sengaja menitipkan anak mereka yang sedang sakit, pun dengan alasan yang tak masuk akal juga. Kok sekarang aku yang dibilang ibu yang tidak bertanggung jawab? Padahal saya juga tahu dengan mata kepala saya sendiri anak mereka sakit di rumah eyangnya tanpa ada orang tua, dan saya hanya diam tanpa berkomentar.

Ketika saya menulis tentang uneg-uneg saya, saya ingat janji saya kepada seorang sahabat, yang melarangku memaki orang di social network and kind of them. Ini bukan makian, hanya curahan kemarahan hati, biar merasa lega, dan memberikan contoh kecil bagi kita untuk tidak semata-mata menghujat orang tanpa berkaca terlebih dahulu. Don’t judge someone before you look at yourself in a mirror.

Dan ingat, Jangan biarkan ucapanmu dijadikan senjata untuk menyakiti orang lain. Pergunakan ucapanmu untuk kebaikanmu dan orang lain.

Ah, let it go.. Saya tak mau ambil pusing lagi. Mungkin ini adalah ujian kesabaran saya menghadapi liku hidup dan menjadikan saya lebih menerima, legawa, sabar, dan ikhlas.. Allah tidak tidur, Allah menyayangi hambanya yang sabar ketika orang-orang disekelilingnya menghujatmu..