Dari kejauhan saya melihat seorang ibu menggendong anaknya. Ibu yang sudah tua, ah ternyata yang digendongnya bukan anaknya, melainkan cucunya. Saya pun bertanya keberadaan ibunya, ibu itu bilang ibunya sedang bekerja, jadi ibu ini yang juga neneknya lah yang mengasuh anak kecil ini.
"kalau bunda dan ayah nya sedang bekerja, apakah ibu terus yang menjaganya?" Rasa penasaran saya mendorong untuk bertanya lebih lanjut.
"Tidak mbak, ada pembantu kok yang bantuin saya. Untung ada pembantu mbak yang bantu saya, dia sedang cuci pakaian, jadi saya yang ngajak anak ini." Jawabnya ibu itu.
"Untung ya bu ada pembantu jadi ibu tidak terlalu capek." Ungkap saya ketika itu.
"Iya mbak, bundanya saya suruh berhenti bekerja, biar dia bisa konsentrasi sama anak, tapi dia belum bisa mengajukan resign ke tempat kerjanya. Dia sebenernya ingin berhenti dan bisa mengasuh anaknya sendiri, tapi kalau jagain gajinsuaminya saja tidak cukup, apalagi anak ini sakit-sakitan mbak." Cerita ibu itu.
"Mashallah." Ungkapku dalam hati. Saya tidak bisa ngomong apa-apa, dan todak mampu bertanya sebenarnya si kecil ini menderita penyakit apa.
"Maaf bu saya lancang bertanya soal keluarga ibu." Saya meminta maaf.
"Tidak apa-apa mbak. Kalau anak saya bisa sepenuhnya bisa merawat si kecil ini, dia pasti senang sekali. Karena itu lah keinginan dia yang sesungguhnya."
"Saya doakan bu, semoga si kecil semakin sehat, dan bundanya bisa setiap saat bersama dia."
"Terima kasih mbak, saya kembali dulu ya mbak, saya juga mau lihat mbaknya sudah selasai nyuci atau belum." Pamit ibu itu.
"Iya bu, mangga." Jawabku.
Dari percakapan saya itu, diingatkan tentang ibu saya. Melihat sosok ibu itu, beliau mirip sekali dengan ibu saya. Ibu saya yang sekarang juga tinggal bersama saya, dikarenakan saya harus hidup jarang bersama suami, ibu saya juga membantu saya ngurusin rumah. Sebenernya saya juga tidak tega sih dengan beliaunyang sudah "sepuh" harus membantu saya masakin sayur dan lauk pauk untuk konsumsi sehari-hari, dan saya bertugas ngemong anak. Saya ingin sekali meringankan beban beliau, tapi mencari pembantu rumah tangga tidak semudah memcari gorengan dipinggir jalan. Hingga sampai saat ini, saya juga belum menemukan sosok pembantu yang pas sesuai dengan kriteria saya.
Menceritakan tentang ibu saya, mungkin tak akan ada habisnya, karena banyak sekali cerita tentang beliau, entah itu cerita yang indah maupin cerita yang buruk.
Mama saya itu beliau orangnya lembut, tapi juga keras. Sampai saat ini, jika subuh sudah memanggil tapi saya belum bangun juga, Mama lah yang membangunkan saya untuk cepat sembahyang. Kalau saya malas, beliau bisa ngomel-ngomel sampai telinga saya risih dan bangun lalu sembahyang, hahaha... Pernah kesel sih sama nyokap, ada suatu hal yang bikin saya sebel juga, mungkin niat beliau baik, tapi pas itu saya masih egois pun memyela pendapat Mama. Belakangan ada rasa nyesel kudu ngajak berantem Mama. Banyak cara seorang ibu menjaga anaknya. Saya juga seorang inu, dan saya suka overprotective sama anak saya, dan paling ga tega kalau anak saya dimusuhi dan disuruh-suruh sama temannya, kalau sudah begitu saya sebagai seorang ibu yang punya cara lain menjaga anak saya langsung ngajak pulang anak saya.
Pengalaman saya yang pernah menjadi anak kecil pun turut menjadi trauma. Saya saat kecil dulu sering dimusuhi teman sepermainan saya. Jadi saya jarang sekali main dengan anak tetangga, saya lebih memilih bermain dengan teman sekolah saya waktu itu. Saat itu saya seperti dibully, cekcok mulut, saling menghina. Namanya juga anak kecil, menjelang remaja kita tak lagi bermusuhan lagi. Mungkin saling menyadari kalau sudah dewasa, dan itu sangat merugikan.
Mama sering sekali memberi saya nasihat, salah satu nasihat yang pernah saya ingat adalah saat saya putus asa karena harus kehilangan orang-orang yang saya cintai. Mulai kehilangan Papa, dan sebulan kemudian saya diputus pacar yang selingkuh. Mama waktu itu bilang,
"kalau ada laki-laki seperti itu, harusnya kamu bersyukur karena dia pergi jauh dari kamu, dan jangan pernah kamu sesali. Jika dia tetap dalam kehidupanmu, maka celakalah kamu. Dia tidak pantas bersama kamu, perempuan itulah yang pantas mendampingi seorang pengkhianat seperti dia."
Kata-kata mama waktu itu bener-bener menyakitkan dan sekaligus benar. Setelah kejadian itu, Mama menambah pengawasannya kepadaku. Bahkan Mama pernah mengusir dia saat meminta maaf sama saya (pengen ketawa juga sih kau inget kejadian ini, tapi juga sangat menyakitkan buat saya). Terkadang saat merenung, banyak pertanyaan saya tentang seorang Mama,
Maunya kita apa? Toh orang tua kita juga sudah berusaha mewujudkan keinginan kita.
Kita bertanya Mama sudah makan atau belum hari ini pun kadang kita lupa, padahal Mama rajin sekali mengingatkan kita supaya jangan lupa makan.
Mama orang yang paling perhatian sama saya, saya saja yang kurang menyadarinya, dan sering kali saya masih merasa kurang diperhatikan oeh beliau. Perkerjaan sebagai seorang ibu sangatlah berat, dari membuka mata hingga menutup mata untuk tidur. Itu pun sering diremehkam sebgian orang. Saya sangat tersentuh keinginan bunda anak tadi untuk keluar dari pekerjaan hanya untuk mengasuh anaknya yang sakit-sakitan, saya tidak habis pikir pasti setelah pulang kerja bunda anak tadi juga berlanjut mengasuh anaknya.
Saya sebagai anak masih belum bisa membalas kebaikan-kebaikan beliau, Bahkan masih sering merepotkan Mama. Mama pernah mengungkapkan, bahwa Mama tak butuh balasan berupa materi, Mama hanya ingin cintanya dibalas dengan doa, karena doa dari anak-anaknya yang dibutuhkan Mama, doa anak soleh/solehah lah yang mampu membalas "pekerjaan" Mama sebagai seorang ibu.
Saya masih belum mengucapkan terima kasih atas segalanya untuk Mama. Terima Kasih Mama atas segalanya yang sudah diberikan kepadaku.
LOVE YOU
Loading






Blog Archives
-
▼
2014
(81)
-
▼
May
(20)
- Beratnya Tugas Mbak Pembantu
- Manusia Adalah Makhluk Sosial
- Bekas Luka
- Presiden Pilihan Rakyat, Siapakah Mereka??
- Photostory: Love
- Michael Jackson, Justin Timberlake - Love Never Fe...
- Kepercayaan
- Balas Dendam Itu Menyakitkan
- Pertahanan Hidup
- Bahagia Itu Sederhana
- Serakah!!!
- Westlife - If I Let You Go
- Anugerah Terindah
- Renungan Sepertiga Malam
- Puisi Sepenggal Malam
- Mie XP (Xtra Pedassss)
- Harapan Di Hardiknas
- Stop Nyinyir!!!
- Demi Lovato - Let It Go (from "Frozen")
- Best Job Of Mom
-
▼
May
(20)