Loading






Bekas Luka
Wanita biasanya cenderung rewel kalau soal penampilan, apalagi kulit. Semulus apapun kulit kita pasti pernah terluka, bahkan hingga membekas entah itu kecil atau besar. Luka yang timbul pada kulit biasanya terjadi karena terjatuh, tergores, kena knalpot atau kena kena setrika panas yang menyebabkan luka itu harus membekas pada kulit kita. Saya dulu pernah ketika masih SMA, hari senin, datang hampir telat dan terburu-buru akhirnya ketika parkir sepeda motor, kaki saya kena knalpot, panas, bahkan saat upacara bendera berlangsung saya menahan sakitnya kaki saya, meringis. Gampang sih, setelah upacara selesai, saya langsung kabur ke kantin sekolah, minta pasta gigi. Untung kantin sekolah saya saat itu ada kamar mandi kecil dan tersedialah pasta gigi yang saya cari. Hanya modal pasta gigi sih, luka bakar yang saya alami saat itu agak mendingan. Membekas? Iyalah, dua tahun masih aja exist, tapi alhamdulillah sekarang luka bakar akibat nyentuh knalpot sekarang hilang.
Saya punya seorang teman yang mengalami kecelakaan dan mengalami trauma psikis, bahkan dia ketika dia harus berhadapan pada suatu peristiwa yang mengingatkan saat dia terjadi kecelakaan saat itu, dia bisa menangis tiba-tiba. Iya, luka yang dia alami tak hanya membekas pada fisik tapi juga jiwanya.
Memang saat kita mengalami "terluka", saat itu kita diberi suatu pilihan, tetap meratapi dan membiarkan luka itu membekas atau berusaha untuk menghilangkan luka. Jika pertanyaan ini saya ajukan untuk menggambarkan kondisi fisik, saya lebih memilih menghilangkan luka. Paling tidak menyamarkan luka itu agar tidak selalu "menghiasi" kulit. Tapi, jika pernyataan tersebut saya ajukan untuk menggambarkan kondisi batin atau jiwa, saya lebih memilih jalan lain, yaitu tetap membiarkan luka itu ada, meski sakit, bekas luka itu bisa membuat saya kuat dan lebih kuat.
Mereka yang mengalami luka serius, pasti akan banyak jalan yang akan ditempuh demi menyembuhkan luka tersebut. Untuk luka serius pada kulit, sekarang sudah banyak dokter spesialis kulit yang menanganinya. Saat jiwa kita terluka, sekarang sudah ada psikiater yang bisa menyemangati dan menyembuhkan trauma kita. Tapi yang paling utama yang harus kita lakukan dan kita ingat adalah selalu minta kesembuhan pada Tuhan.
Tidak munafik, dan jujur, saya juga masih ada luka trauma yang mungkin masih menganga di hati saya. Seiring waktu berjalan luka itu semakin mengecil. Luka yang saya alami tidak membuat saya lalu menyerah pada hidup, meskipun pernah saya "putus asa" saat itu, saya pikir saat itu banyak keluarga yang sangat peduli terhadap saya dan bahkan sahabat memberikan perhatian yang extra ketika itu, kemudian dalam hati saya, saya harus bangkit, dan harus mengobati luka saya.. Saya tak akan membiarkan sakit luka ini terus memgikuti saya hingga saya mati. Dengan berjalannya waktu, sedikit sedikit saya berhasil menyembuhkan luka, meskipun sekali lagi luka ini masih berbekas. At least, saya sudah tidak merasakan sakit karena luka ini.
Luka tentu akan membekas, bekas luka itulah yang membuat saya mampu bertahan, survive, dan bekas luka inilah yang akan membuktikan kekuatan saya. Kekuatan untuk terus bertahan untuk terus menyongsong hari yang baru, tanpa harus mempedulikan bekas luka yang saya alami. Yang terpenting saat ini buat saya adalah saya bersyukur sekali menemukan sosok yang mau menerima saya apa adanya, tanpa melihat kecacatan saya, dan saya bersyukur dia juga menjadi orang yang turut andil mengobati rasa sakit saya. Thank you so much my hubby..
Blog Archives
-
▼
2014
(81)
-
▼
May
(20)
- Beratnya Tugas Mbak Pembantu
- Manusia Adalah Makhluk Sosial
- Bekas Luka
- Presiden Pilihan Rakyat, Siapakah Mereka??
- Photostory: Love
- Michael Jackson, Justin Timberlake - Love Never Fe...
- Kepercayaan
- Balas Dendam Itu Menyakitkan
- Pertahanan Hidup
- Bahagia Itu Sederhana
- Serakah!!!
- Westlife - If I Let You Go
- Anugerah Terindah
- Renungan Sepertiga Malam
- Puisi Sepenggal Malam
- Mie XP (Xtra Pedassss)
- Harapan Di Hardiknas
- Stop Nyinyir!!!
- Demi Lovato - Let It Go (from "Frozen")
- Best Job Of Mom
-
▼
May
(20)