Ceritanya berawal dari sini, temen saya ini memang bisnis craft dari awal, saya kemudian tertarik ingin mencoba gara-gara saya diminta tolong kakak perempuan saya untuk membuatkan kerajinan tangan anaknya. Berawal dari situ, saya kok mulai seneng yah bikin "sesuatu". Awalnya saya beli beberapa "barang" dari dia, kemudian saya mencoba membuatnya, eg tahu-tahu saya kok bisa. Sebenernya saya tidak berniat untuk menyaingi dia sih, cuma saya bikin bonekanya saja, toh itu pun saya hanya iseng buat, bukan untuk nyari uang. Tahu-tahu pas saya buka FB, dia nulis status seperti ini,
"Jangan marah kalo hasil karya kita ditiru banyak org... tp berbanggalah karena kita udah jd trendsetter & bs menginspirasi orang lain....hehehe... yakin deh... rejeki ga akan salah jalan....#positive-thinking#"
Dia nulis status seperti itu semenjak saya juga menggeluti bidang craft. Entah dia bertujuan apa nulis seperti itu. Lalu ada status lagi yang dia tulis, saya lupa dan saya cari-cari sudah tidak menemukan status itu lagi. Mungkin saya aja kali yang lagi ga mood atau PMS jadi bawaannya kena nyinyir. Saya pun langsung kepo (pengen ngerti), siapa sih yang dia maksud? Kalau benar itu saya, okay, saya mundur saja toh sekali lagi saya buat boneka seperti itu bukan untuk nyari duit, tapi karena saya lagi seneng ajah. Jikalau dia memang merasa saya saingi, berarti karya saya juga tidak bisa dianggap remeh sama dia donk.. :) Sebenernya bisnis itu harus siap menerima pesaing baru. Contoh saja sekarang sudah banyak designer baju muslim, bukan hanya Dian Pelangi, tapi sudah banyak sekarang yang terjun di dunia mode. Apakah, Dian Pelangi dan yang lain juga akan "nyinyir"in mereka yang sedang dan baru menekuni bidang design? Enggaklah, saya yankin Dian Pelangi, Jenahara, dll tidak akan merasa begitu, karena apa?! Karena mereka yakin karya mereka akan berbeda dengan yang lain.. Iya kan?! Kalau salah, berarti saya yang sok tahu, hihihi..
Sebenernya orang berhak dan bebas mau nulis apa saja di wall atau timeline mereka, termasuk mau nyinyir di twitter atau FB dengan hashtag yang bermacam-macam. Jujur saja saya pernah juga seperti itu, nyinyir gak karuan, marah-marah ga karuan di Wall FB dan suami saya lah yang mengingatkan saya bahwa itu buruk dan ga pantes kalau saya yang melakukan seperti itu. Suami saya selalu menasihati saya yang masih labil ini (ciye, ciyeeee yang lagi labil, udah kaya ABG aja nie....), menjaga sikap itu perlu dilakukan, ini bisa dikatakan "personal branding". Sampai suatu saat, suami saya memberikan contoh "kalimat ga pantas" kepada saya dan suami saya bilang, "Pantes ga nulis kaya gini?" atau "Baik ga kalau kamu baca tulisan seperti ini?" Dari situ saya mulai berfikir, oh iya ya kalau begini saya kan jadi punya image buruk, kalau saya begitu kan jadinya kaya bla bla bla...
Belum lagi kalau kita ikut komunitas dan menjadi salah satu member aktif atau pengurus komunitas tersebut, pasti ada yang bilang deh, "loh kok itu suka nyinyirin orang yah, padahal dia kan anggota komunitas ini, padahal dia kan pengurus komunitas itu." Nah kaaaan... Langsung anjlok deh reputasi kalian bahkan bisa-bisa komunitasnya juga ikutan runtuh gara-gara pengurusnya/panitianya seneng nyinyir. Dan balik lagi, kita kalau di"nyinyirin" mau ga yah?? Gak mau kan..
Alhamdulillah peran suami saya di sini sangat membantu saya menemukan jalan yang terbaik untuk saya. Mengingatkan saya untuk selalu berkata baik, meskipun melalui suatu kalimat di media social.
Dari situlah setidaknya teman dari dunia maya kita bisa menilai bagaimana kita, mengenal kita melalui kata, kalimat dan tata bahasa disampaikan melalui status atau tweet. Semenjak saat itu, setiap kali saya pengen nyinyirin orang saya berfikir dua kali, lebih baik kan saya tulis dalam bentuk jurnal agar kita tahu sisi negatif dan hikmah apa saja yang kita peroleh dari kejadian ini. Dan yang paling baik adalah kita bisa sharing sama teman atau bahkan pasangan kita.
Kalau kalian kesel, bete, sebel sama seseorang, mending deh dibikin karya melalui tulisan, fiksi atau bahkan puisi. Membangun personal branding tidak semudah yang kita kira, sekali kita "khilaf" semua yang sudah kalian bangun selama ini akan sia-sia saja hanya karena satu kalimat nyinyir. Kita menulis sesuatu yang meminimaliskan prasangka terhadap orang lain kan baik dan sebagai balasannya kita juga akan diterima baik oleh orang lain. Jika saya disuruh membuka catatan lama atau membaca status lama saya di FB, mungkin rasa malu itu pun mampir dalam diri saya, betapa ALAY-nya saya dulu, hihihihi...
Note: Kalau postingan saya ini berupa sindiran untuk seseorang, saya minta maaf. Bukan niat saya untuk nyinyir, tapi niat saya untuk nyindir.. hahaha.. Ga ding, untuk kita berkaca diri saja. Peace!!
Note: Kalau postingan saya ini berupa sindiran untuk seseorang, saya minta maaf. Bukan niat saya untuk nyinyir, tapi niat saya untuk nyindir.. hahaha.. Ga ding, untuk kita berkaca diri saja. Peace!!