Loading



Beratnya Tugas Mbak Pembantu

AGEE COMPUTER | 7:50 PM | | |
Beberapa hari ini saya kerja keras, tepatnya menjadi ibu rumah tangga seutuhnya. Dari pagi ngurusin si kecil, sampai nyuci baju, piring, ngepel dll. Bener-bener jadi Inem, hihihihi.. Berat, badan saya masih pegel-pegel juga saat nulis ini, makan juga jadi ga teratur, ini saya benar-benar mengeluh bukan berarti saya tidak bersyukur sih tapi karena pekerjaan-pekerjaan ini membuat saya mengingatkan tugas mbak-mbak pembantu yang bekerja berat seperti ini, apalagi menjadi pembantu di negara ini yang semua orang juga tahu berapa sih gaji pembantu sekarang?!

Saya sih belum seberapa ini sudah ngeluhnya seperti kerja non stop, padahal untuk ngurusin si kecil ada bantuan dari ibu mertua. Kalau semua diserahkan kepada saya, wwuiih bisa-bisa saya jatuh sakit. Saya capek sedikit sudah sakit, entah itu flu atau masuk angin, dan belum lagi kalau telat makan maag saya bisa kambuh, kalau kambuh saya bisa sampai sesak nafas dan ulu hati terasa nyeri sekali. Ah, saya tahu kenapa Tuhan memberikan dan menjajikan surga untuk seorang istri yang taat kepada suami, meskipun suaminya suka banget nyuruh ini itu tanpa mengerti betapa lelahnya menjadi seorang istri dan ibu. Bahkan ada lho tipe suami yang tak cuma nyuruh, tapi juga "merasa kurang". Istri sudah capek membersihkan rumah, tapi masih aja dibilang kurang bersihlah, kurang inilah dam masih banyak kurangnya. Untungnya suami saya sangat membantu saya, dalam artian suami mau berbagi tugas mengerjakan tugas rumah.




Saya tidak heran jika jaman sekarang banyak pembantu yang kemudian nekat pergi keluar negeri demi mencari "uang besar" meskipun resiko yang mereka tanggung sangat besar. Mengalami kekerasan, fitnahan, bahkan pelecehan yang harus mereka terima. Demi membuat keluarga di dalam negeri menjadi sejahtera, mereka menerima semua siksaan ini. Saya heran, dijaman sekarang kok masih ada majikan yang jahat sama pembantu, menyiksa mereka hingga ada yang meninggal dunia dengan cara mengenaskan. Teringat saya dengan teman yang pernah menjadi TKW di negara sebelah, mungkin sangking tertekannya dia, hingga jalan pintas dia tempuh. Bunuh diri menjadi jalan yang mudah untuk menyelesaikan siksaannya. Kasian, perlindungan negara ini sangat kurang terhadap pahlawan devisa kita.

Melihat jauh dan mendalami pekerjaan istri dan sekaligus ibu memang sangat tidak mudah. Lelah selalu menghampiri. Saya seharusnya tadi tidak mengeluh, seharusnya juga kalau merasakan pegel-pegel tinggal panggil tukang pijit langganan :)
Dari profesi bernama ibu rumah tangga kerap kali dianggap remeh dan dipandang sebelah mata oleh beberapa orang. Padahal tugas wanita yang paling baik dan banyak pahala adalah inu rumah tangga. Ketika melayani suami, dihitung pahala mereka, ketika melayani anak-anak tak luput juga hitungan pahala yang kita dapat. Saya juga kurang mengerti apa salahnya menjadi ibu rumah tangga? Istri yang setia melayani 24 jam tanpa merasakan lelah, istri yang selalu tersenyum meskipun dia harus menunggu bahkan ketika rindu itu tak mampu dibendung hanya air mata yang melegakan hatinya hanya untuk menunggu suami pulang kerumah.

Ada beberapa teman saya yang sabarnya luar biasa ketika menghadapi sifat suami yang keras. Setiap hari dia harus mengerjakan tugas rumah dengan sempurna, tak pernah berhenti, istirahat pun hanya ketika malam tiba, dan itu pun subuh dia juga harus bangun karema menyiapkan semua sarapan untuk suami dan anak-anak. Sekeras dia bekerja, dia tidak dipercaya untuk memanage keuangan, bahkan suami cenderung sedikit tertutup. Hanya diberi sekian untuk keperluan belanja sehari-hari setiap bulannya. Jika seperti itu apa bedanya istri dengan pembantu? Yang setiap bulan diberi sekian dan harus mengerjakan tugas rumah yang biasanya ditugaskan kepada pembantu. Paling tidak kan suami tidak memperlakukan istri seperti itu, keuangan pun seharusnya istrimyang mengelola walaupun uang dari kerja suami. Atau at least terbuka sebagai suami, dia mendapat gaji berapa, pengeluaran untuk apa saja, biar si istri pun merasa terhormati karena sebagai suami dia bisa berbagi dan percaya kepada istri. Dan sebagai istri, jika sudah mendapat kepercayaan penuh sebaiknya dijaga baik-baik.

Saya pernah dulu punya pembantu, duuh sering banget saya suruh ini dan itu, bahkan dia pun menjalani semua tanpa pernah mengeluh dan protes sama saya. Sekarang semua urusan rumah saya yang mengerjakan, jadi nyesel sendiri kenapa dulu seenaknya nyuruh-nyuruh mbak pembantu saya, pasti capek deh dulu, hehehe... Hidup tanpa yang membantu memang berat yah, cari pembantu jaman sekarang juga ga gampang, yang sulit itu mencari pembantu yang gampang dipercara dan telaten. Tapi meski kerjaan rumah ditangani sendiri, akan terasa ringan saat dikerjakan ikhlas tanpa mengeluh, apalagi ada suami yang sedikit meringankan beban.. :)