Ambisi Valentino Rossi untuk memenangkan perlombaan MotoGP di Jerez awal april 2011 pupus sudah, dan karena ambisinya membuat Stoner, rider Australia, mengubur cita-citanya untuk menjadi pemenang di Jerez tahun ini. Naas memang untuk Stoner, pasalnya dia tidak bisa melanjutkan perlombaan karena ada gangguan dengan motor yang ia tunggangi. Lain halnya dengan Rossi, meski ia terjatuh, ia masih bisa mendapatkan posisi ke-lima.
Yang menarik, juara dunia tujuh kali (kalau tidak salah sih), Valentino Rossi tidak segan meminta maaf kepada Stoner. Rossi mengakui kesalahannya, membuat Stoner terjatuh dan sempat marah-marah, kecewa. Berikut percakapan mereka: (courtesy of okezone.com)
Stoner (tersenyum): “Bagaimana bahumu? Apakah baik-baik saja?”
Rossi (dengan helm yang belum terlepas): “Saya sangat menyesal dan minta maaf.”
Stoner: “Okay. Kau punya masalah dengan cedera bahu itu?”
Rossi: “Saya membuat kesalahan besar”
Stoner: “Yeah. Sejujurnya, ambisi kamu mengalahkan talentamu.”
Rossi: “Eh?”
Stoner: “Ambisi yang ada lebih besar daripada bakat.”
Rossi: “Saya minta maaf”
Stoner: “Tidak masalah.”
Yang dilakukan Rossi yang juara dunia berkali-kali adalah hal yang luar biasa, dan jika Stoner memaafkan Rossi, dia lebih luar biasa.
Kata maaf memang sangat sulit dilakukan, butuh keberanian seseorang untuk mengatakan “maaf” kepada orang lain. Tapi kenapa saat kita ingin meminta maaf terkadang berat rasanya? Gengsi yang besar memang menbuat kita sulit untuk meminta maaf, dan takut untuk tidak dimaafkan.
Kata maaf itu tidak mahal.
Bahkan kadang tidak kita sadari berserakan di berbagai kalimat percakapan. Tapi saat dihadapkan pada keadaan yang serius, setelah kita berbuat sesuatu yang fatal, seringkali perkataan tersebut sulit sekali keluar.
Semoga Rossi adalah contoh untuk tidak segan meminta maaf. Seandainya orang tersebut tidak memaafkan, ya sudah, yang penting kita punya itikat baik untuk meminta maaf. Meminta maaf adalah bentuk terapi memulihkan rusaknya hubungan antar manusia. Tuhan menyukai hambanya yang tidak memutuskan silaturahmi kepada sesama manusia.
