Loading



Mengalah Unyuk Menang

AGEE COMPUTER | 12:02 AM | | |
Aku hanya menuangkan uneg-uneg yang aku rasakan dua hari ini. Sebuah pengalaman hidup yang pahit, dan sangat menjengkelkan aku rasa. Namun semua ada hikmah, dan aku belajar “mengalah” pada kejadian ini. Menepiskan semua ego yang aku rasakan, memadamkan kemarahan yang membara, merendahkan harga diri seseorang, semua aku lepas dari diriku hari ini.

Kata “mengalah” sebenarnya memang susah dilakukan, mengingat aku orang yang gampang terpancing emosinya. Siang ini hampir aja ada orang yang ingin buat aku meladeni amarahnya, namun aku ingat ungkapan, Diam itu emas. Selain itu aku sudah lelah, dan tidak mau adu mulut, dan buntut-buntutnya dosa yang aku tanggung. Meski rasanya nyesek juga liat kata-katanya, tapi beberapa menit juga hilang, karena berfikir “ngapain meladeni orang seperti itu?”, biarlah aku sudahi semua perang sindir di twitter aku hentikan, sudah cukup, meski aku rasa sindiranku “mungkin” mengena karena aku rumangsa juga, tapi sudahlah waktuku terbuang sia-sia, lebih baik mengalah. Toh, mengalah bukan berarti kalah. Seperti aku katakan, aku hanya lelah, gak pengen ribut, apalagi ribut sama orang yang gak pernah merasa.



Aku rasa mengalah sudah menjadi bagian sifat orang yang banyak mengalami kesulitan, sudah mengalami pahit getirnya kehidupan, makanya lebih baik mengalah daripada ribut dengan hal yang tak penting. Mengalah juga bukan berarti lemah, ataupun penuh keterbatasan, jika kita diserang, disengsarakan, disakiti, dizolimi, apa kita terus mengalah? Tidak, kita bisa melawannya dengan tanpa merendahkan harkat martabat orang yang sudah menyakiti kita. Mengalah itu ibaratkan seperti air, seperti filosof dari Tao Te Ching. Seperti air, air itu bersifat mengalah, namun selalu tidak pernah kalah. Air itu mematikan api, dan membersihkan kotoran. Jika sekiranya akan dikalahkan, air akan menguap dan menjadi embun. Air juga mampu merapuhkan besi, hingga rapuh. Air juga mampu menjernihkan udara sehingga angin menjadi mati (ketika hujan). 

“Air memberikan jalan pada hambatan dengan
segala kerendahan hati, karena dia sadar bahwa
tak ada satu kekuatan apapun yang dapat
mencegah perjalanannya menuju lautan..”
Air memang selalu mengalah, dia tidak pernah menyerang namun selalu menang saat akhir perjuangannya.

**Mulai sekarang, belajar untuk lebih mengalah, sabar dan ikhlas guna untuk menentramkan hati. Tanamkan sifat mengalah di hati, sifat air yang selalu mengalah dan menang pada akhir pejuangannya menuju ke laut.
.