Saat kau pergi melambaikan tanganmu, dan akupun tak mampu menghentikanmu, hatiku kelu, merintih kesakitan terisak dan menangis. Hanya bait-bait doa yang aku lantunkan untukmu.
Aku menantimu di sini, ditemani dua pohon yang berdiri kokoh. Di tepi lautmu aku menunggu, berharap ketika kau tersenyum pada daratan aku yang pertama kali melihat senyum itu, dan berlari menuju cintamu, memeluk dan mendekap erat merasakan detak jantung kebahagiaanmu.
Di sini, di tepi lautmu, aku duduk merenung seorang diri. Memutar kembali pada ingatan yang lalu, membuka album yang tersimpan rapi pada otak kerinduan. Ingin menandai satu persatu gambaran tentang kehidupan bersamamu, menandai pahit getir, manis kisah percintaanku denganmu, menandai dengan bintang keemasan yang tak akan merasa redup sinarnya.
Aku tak akan pernah merasa bosan, letih, keju yang membuncah hati, karena cintamu selalu ada menemani dan menguatkan rasa cinta dan rindu. Dan peri kecil yang kau titipkan padamu akan selalu ceria berbincang denganku meski hatiku terkadang bimbang menantimu.
.